Motor matic biasa memakai CVT atau Continuously
Variable Transmission, yang memungkinkan motor bisa bergerak dari kecepatan
rendah ke kecepatan tinggi, tanpa memerlukan berpindah-pindah gigi, di
mesinnya pun matic tanpa menggunakan gear. Sebetulnya semua motor
hampir sama aja dengan prinsip sepeda, kalau sepeda bergigi punya beberapa set
gigi depan dengan berbagai radius dan set gigi belakang yang juga mempunyai
beberapa radius.
Pada matic pun prinsipnya kurang lebih sama!
yaitu crankcase, mesin (tempat genjotan) muterin roda, yang dihubungkan dengan
sebuah rantai.
Pada motor matic ada 3 benda: 2 roda, satu roda drive
pulley di bagian depan yang nyambung ke mesin (crankcase) dan roda belakang
driven pulley (pulley yang di drive) yang satu as dengan roda belakang. Kedua
roda tersebut dihubungkan sesuatu, CVT belt/V-belt atau rantai, yang berarti
harus terjaga tingkat elasitasnya.
Saat “low gear” atau saat baru
berjalan, radius drive pulley kecil, sedangkan driven pulley besar. Sementara
saat “high gear” adalah kebalikannya, radius drive pulley jadi membesar,
driven pulley jadi mengecil.
Sekarang
kita lihat driven pulley, yang posisinya di belakang. Kalau drive pulley depan
punya roller, pulley belakang (driven pulley) cuman ngikutin pulley depan aja.
Komponene pada pulley belakang prinsipnya cuman dua lempengan dan tambahan per
gede aja.
Tapak posisi pulley saat RPM rendah, belt masih
radius besar. Pulley ditahan oleh per besar. Bentuk dalamnya seperti pada
gambar dan Pada
RPM tinggi penampangnya akan seperti ilustrasi gambar
Kecepatan Rendah |
Kecepatan Tinggi |
Pada posisi RPM
tinggi diameter di pulley depan membesar, karena belt relatif berjarak tetap,
maka otomatis posisi di pulley akan tertarik. Per sebatas menahan si pulleynya
saja, dan tugasnya akan mengembalikan si pulley belakan saat RPM kembali
rendah.
Bagian depan (di foto di kiri yang dinamakan
variator/drive pulley, yang belakang sering disebut rear pulley atau driven
pulley) Bisa dilihat juga ada sebuah belt yang menghubungkan drive dan driven
pulley.
Kalau di gas sedikit (rpm rendah) radius di
variator adalah kecil dan di belakang adalah besar, seperti pada gambar .
Sementara kalau kita mlintir gas banyak (rpm
tinggi) radius di variator menjadi besar sementara radius driven pulley menjadi
kecil. Jadi baik radius variator depan dan belakang sifatnya adalah dinamis!
Bisa dinamis karena pada bagian dalam variator
ada yang namanya roller. Roller inilah yang sering diganti dengan berat yang
lebih ringan dan jenis pelapis yang berbahan khusus, nambah tenaga alias HP sih
nggak, cuman dengan penggantian roller yang lebih ringan atau lebih berat, kita
bisa mengatur: pilih akselerasi atau top speed?
Foto roller yang di dalam variator macam-macam
seperti di bawah ini.Gambar bawah, adalah roller biru di dalam mangkuknya.
Semakin tinggi RPMnya, roller akan bergerak ke pinggiran mangkuk. Materialnya
roller macem-macem, merk macem-macem, ukuran macem-macem, komposisi metal dan
pelapisnya juga macem-macem, cocok-cocokan.
|
|
Si roller itu ada di dalam mangkuk Variator
semakin roda depan, saat berputar kencang, roller akan tertarik keluar sesuai
gaya sentrifugal. Gambar di atas adalah potongan komponen variator saat rpm
rendah. Roller weight berada di poros roda, belt berputar pada radius kecil,Sementara pada RPM tinggi gambar potongannya
seperti di atas. Roller bergerak ke pinggir, menekan pulley hingga merapat,
otomatis radius menjadi besar.
Jadi…
Semakin ringan roller = akselerasi bawah untuk stop
and go makin mantap, top speed makin pendek
Semakin berat roller = akselerasi bawah untuk stop and go makin lambat, top
speed lebih tinggi
Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar Anda: