Multi meter merupakan alat
sistem kelistrikan yang mempunyai multi fungsi yaitu untuk
1)
Mengukur
arus atau Amper meter
2)
Mengukur
tegangan atau Volt meter
3)
Mengukur
tahanan atau Ohm meter
Karena kemampuan
sebagai Amper meter (A) , Volt meter (V) dan Ohm meter (O) maka alat ini juga sering
disebut AVO meter.
Model
multi meter yang banyak digunakan ada dua, yaitu model analag dan model
digital. Model
analog menggunakan jarum penunjuk, sedangkan model digital langsung menujukkan
angka hasil pengukuran.
AVO meter Analog dan Digital |
Gambar
47. Model Multi Meter
Multimeter Analog
Multi meter analog
merupakan multi meter dengan penunjukan jarum ukur, multi meter jenis ini pada saat ini banyak digunakan karena
harganya lebih murah, namum pembacaan hasil ukur lebih sulit karena sekala ukur
pada display cukup banyak.
Bagian-bagian multi meter
analog dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 48. Multi
Meter Analog
Menggunakan
Multi meter Analog
1) Mengukur arus listrik
Sebelum menggunakan Amper meter untuk
mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a)
Pastikan
bahwa arus yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, beberapa
multi meter mempunyai batas maksimal 500 mA atau 0,5 A.
b)
Metode
memasang amper meter pada rangkaian adalah secara seri, pengukuran secara
parallel dapat menyebabkan multimeter terbakar
c)
Pastikan
pemasangan colok ukur (test lead) tepat.
Sekala ukur amper meter
pada multi meter sangat beragam, diantara 250 mA dan 20 A. Contoh melakukan
pengukuran arus kurang dari 250 mA.
Langkah mengukur
a)
Putar
selector ukur kearah 250 mA
b)
Pasang
alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah (+) ke beban atau lampu
dan colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip
baterai
c)
Baca
hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kemudian hasilnya kalikan dengan 10.
Gambar
49. Menggunakan Amper Meter
Dari penunjukan alat ukur di atas
menunjukkan angka 3, maka besar arus yang mengalir adalah 3 x 10 = 30 mA.
a) Mengukur tegangan DC
Baterai merupakan salah satu sumber
listrik tegangan DC. Besar tegangan DC
yang mampu diukur adalah 0 – 500 Volt DC.
Posisi pengukuran terdiri dari 2,5 V, 10 V, 25 V, 50 V dan 500 V. Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur
arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
(1)
Pastikan
bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal
mengukur tegangan baterai 12V DC maka
pilih skala 25V DC.
(2)
Metode
memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara
seri dapat menyebabkan multimeter terbakar.
(3)
Pastikan
pemasangan colok ukur (test lead) tepat.
Langkah mengukur
tegangan baterai pada rangkaian
(1)
Putar
selector ukur kearah 25 V DC.
(2)
Pasang
alat volt meter secara paralel, yaitu colok ukur merah (+) ke positip baterai
dan colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip
baterai.
(3)
Baca
hasil pengukuran pada angka maksimal 25.
Gambar 50 .
Menggunakan Volt Meter
Dari penunjukan alat ukur di atas menunjukkan
angka 12 V DC
b) Mengukur tegangan AC
Multi meter mampu mengukur
tegangan AC sebesar 0 – 1000 Volt. Posisi pengukuran terdiri dari 10 V, 25
V, 250 V dan 1000 V. Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur
arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
(1)
Pastikan
bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal
mengukur tegangan listrik sebesar 220 V maka pilih skala 250V AC.
(2)
Metode
memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara
seri dapat menyebabkan multimeter terbakar
(3)
Pemasangan
colok ukur (test lead) dapat dibolak-balik.
Langkah mengukur tegangan
listrik
(1)
Putar
selector ukur kearah 250 V AC
(2)
Pasang
alat volt meter secara paralel, yaitu memasukkan colok ukur merah (+)dan colok
ukur hitam (-) pada lubang sumber
listrik.
(3)
Baca
hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kalikan hasil pengukuran dengan 10.
Gambar 51 .
Menggunakan Volt Meter Mengukur Tegangan AC
Dari penunjukan alat ukur
di atas menunjukkan angka 10, maka besar tegangan sumber listrik adalah 10x 10 = 100 Volt AC. Bila tegangan jaringan seharusnya 220 V, maka
terjadi penurunan tegangan pada sumber listrik.
3) Mengukur tahanan
Sebelum menggunakan Ohm
meter untuk mengukur tahanan perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a)
Pastikan
bahwa tahanan yang diukur dalam rentang pengukuran efektif tahanan yang diukur,
misal mengukur tahanan 220 Ω maka pilih skala 1 X, tahanan
800 Ω menggunakan 10 X, tahanan 8 K Ω menggunakan 1 x 1K.
b)
Kalibrasi
alat ukur sebelum digunakan, dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan
mengatur jarum pada posisi 0 (nol).
c)
Pengukuran
tidak boleh pada rangkian uyang dialiri listrik, jadi matikan sumber dan lepas
komponen saat melakukan pengukuran.
Gambar
52. Mengukur Tahanan Lampu
Langkah mengukur tahanan
a)
Putar
selector ukur kearah 1X Ω.
b)
Kalibrasi
alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan mengatur jarum pada
posisi 0 (nol) dengan memutar Ohm calibration.
c)
Hubungkan
colok ukur ke tahanan yang diukur.
d)
Baca
hasil pengukuran.
Gambar
53. Mengukur
Tahanan
Hasil pengukuran menunjukan besar
tahanan adalah 9 Ω
Bila posisi pengukuran pada 10 X,
maka hasil diatas dikalikan 10, sehingga 9 x 10 = 90 Ω.
Multi Meter Digital
Multi meter digital pada
saat ini lebih banyak digunakan karena hasil lebih akurat dan pembcaan lebih
mudah. Pada multi meter digital terdapat sekala ukur dengan tulisan M (Mega), K
(Kilo), m (milli), U (mikro). Cara
menggunakan multimeter digital sama dengan multi meter analog. Contoh
penggunaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Mengukur kebocoran
listrik rangkaian
|
Mengukur kebocoran
tegangan baterai
|
Mengukur tegangan output
terminal relay
|
Mengukur tahanan terminal
relay
|
Gambar
54. Menggunakan Multimeter Digital
Postingan terkait http://murifa-cell.blogspot.com/2012/03/perbaikan-ringan-pada-rangkaiansistem.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar Anda: